MAKALAH MUSKULOSKELETAL
“Struktur dan Fungsi Sendi
(Artikulasio) dan Tulang Rawan (Kartilago)”
DISUSUN OLEH :
Ø Deta Riani I32112025
Ø Hosana Siska I32112042
Ø Kelvin Rio I32112024
Ø Zakiah I32112027
Keperawatan Reg B
PROGRAM STUDI ILMU
KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
TAHUN 2013
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan Puji dan Syukur pada
Tuhan Yang Maha Esa karena atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
Sistem Muskuloskeletal pada waktunya dan Pokok Bahasan ini di sesuaikan dengan
materi dan kopentensi yang di ajarkan pada Pendidikan Tinggi.
Makalah ini mencakup pembahasan mengenai Artikulasio / Sendi dan Kartilago /
Tulang Rawan (Struktur dan Fungsi).
Penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dan kelemahan dalam makalah ini. Walaupun kami berfikir bahwa
makkalah ini sudah efektif dan baik. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun agar penulisan makalh ini dapat menjadi lebih
baik. Semoga makalh ini dapat berguna bagi mahasiswa keperawatan di Indonesia,
terutama di Universitas Tanjungpura.
Akhir kata kami sampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berperan serta dalam penulisan dan penyelesaian tugas
makalah ini.
04 Maret
2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar …………………….……………………………………………….. i
Daftar
isi ……………….……………………………………………….......... ii
Bab I
Pendahuluan
Latar
Belakang ……………………….…………………………………………….. 1
Rumusan
Masalah…….……….…………………………………………………….. 2
Tujuan
……...……………………………………………………………... 2
Manfaat ………...…………………………………………………………… 2
Bab II
Pembahasan
Struktur
dan Fungsi Persendian pada Manusia (Artikulasio) …………………...….....3
Struktur
dan Fungsi Jaringan Tulang Rawan (Kartilago) …………...…………....15
Bab III
Penutup
Kesimpulan …………………………………………………………………...…25
Daftar
Pustaka ……………………………………………………………………...26
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Artikulasio atau Sendi adalah tempat pertemuan
dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara,
misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon, fasia, atau otot.
Sebagian
besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi
diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi
dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut
kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan
sinovial untuk meminyaki sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen
berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan
membatasi gerakan yang dapat dilakukan.
Jaringan tulang rawan
disebut pula kartilago yang terbagi
menjadi 3 jenis, yakni kartilago hialin, kartilago elastic, dan kartilago
fibroblast. Tulang rawan hialin memiliki berwarna putih kebiruan dan
transparan. Di dalam matriksnya terdapat serat elastic. Cermati Gambar 1.
Jaringan ini banyak ditemukan dalam tubuh. Ketika masih embrio, tulang ini
berfungsi sebagai rangka sementara. Sementara pada orang dewasa, tulang rawan
hialin terdapat pada persendian, ujung tulang rusuk, dan saluran pernafasan. Di
dalam tulang rawan elastis terdapat serat elastic berwarna kuning. Perhatian
Gambar 2. Selain itu, di dalamnya juga terdapat perikondrium. Serat elastis ini
berfungsi memberi kelenturan dan menyokong jaringan tulang rawan. Tulang rawan
ini terdapat pada embrio, laring, telinga luar, dan epiglottis. Pada tulang
rawan fibroblas terdapat matriks yang tersusun atas kolagen dengan warna gelap
dan keruh. Simaklah Gambar3. Secara struktural, jaringan ini merupakan jaringan
tulang rawan yang terkuat. Biasanya terdapat pada hubungan antar tulang belakang
dan tendon. Fungsi adalah sebagai pelindung dan penyokong jaringan.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini kami mengidentifikasi masalah
sebagai berikut:
a.
Apa yang dimaksud dengan penyakit Artikulasio dan Kartilago
b.
Jelaskan Struktur Artikulasio dan Kartilago
c.
Jelaskan Fungsi Artikulasio dan Kartilago
C.
Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
a.
Memenuhi tugas mata kuliah Sistem
Muskuloskeletal
b.
Mampu memahami dan menjelaskan
kembali Tentang Artikulasio dan Kartilago
c.
Meningkatkan pemahaman tentang Artikulasio dan Kartilago
D.
Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :
a.
Memperoleh ilmu tentang Artikulasio dan Kartilago
b.
Mengetahui Struktur Artikulasio dan Kartilago
c.
Mengetahui Fungsi Artikulasio dan Kartilago
BAB II
PEMBAHASAN
A. Struktur dan fungsi persendian
pada manusia (Artikulasio)
Artikulasio atau Sendi adalah tempat pertemuan dua atau
lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan
kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon, fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan
sesuai dengan strukturnya. Struktur Persendian:
A.
Sendi
pelana, Sendi pelana yaitu permukaan tulang yang berartikulasi berbentuk konkaf
di satu sisi dan konkaf pada sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas
seperti dua plana yang saling menyatu. Satu-satunya sendi plana sejati yang ada
pada tubuh adalah persendian antara tulang karpal daan metacarpal pada ibu
jari.
B.
Sendi
engsel Bentuk sendi ini mirip engsel pintu sehingga memungkinkan gerakan
fleksi dan ekstensi. Permukaan bundar pada sendi ini berhubungan dengan tulang
yang lain sehingga gerakan hanya dalam satu bidang dan dua arah. Terdiri dari
sebuah tulang yang masuk dengan pas pada permukaan konkaf tulang ke dua,
sehingga memungkinkan gerakan ke satu arah. Contoh, sendi lutut dan siku.
C. Sendi
kondiloid Yaitu merupakan sendi biaksial yang memungkinkan gerakan ke dua arah
di sudut kanan setiap tulang. Permukaan sendi berbentuk konveks dan bersendi
dengan permukaan yang konkaf seperti sendi engsel tapi bergerak dengan dua
bidang dan empat empat arah (fleksekstensi, abduksi, dan adduksi). Contoh,
sendi antara tulang radius dan tulang karpal.
D. Sendi
ellipsoid Permukaan sendi berbentuk konveks elips sehingga pergerakan (fleksi,
ekstensi, abduksi, dan adduksi) dapat dilakukan, tetapi rotasi tidak bisa
dilakukan misalnya sendi ibu jari.
E. Sendi
peluru Kepala sendi berbentuk bola pada salah satu tulang cocok dengan lekuk
sendi yang berbentuk seperti soket, bongkol sendi tepat masuknya pada mangkok
sendi gerakan yang dapat diberikan ke seluruh daerah
Klasifikasi persendian secara
struktural terbagi menjadi :
1.
Persendian fibrosa (sendi mati), yaitu
persendian yang tidak dapat digerakkan, diimana letak tulang-tulangnya sangat
berdekatan dan hanya dipisahkan oleh selapis jaringan ikat fibrosa. Contohnya :
sutura diantara tulang-tulang tengkorak.
2.
Persendian kartilago (sendi yang
bergerak sedikit), yaitu persendian yang tidak memiliki rongga sendi dan
diperkokoh dengan jaringan kartilago. Pergerakan dari sendi ini terbatas,
dimana tulang-tulangnya dihubungkan oleh tulang rawan hialin, contohnya tulang
iga.
3.
Persendian sinovial (sendi yang bergerak
bebas), yaitu persendian yang memiliki rongga sendi dan diperkokoh dengan
kapsul dan ligamen artikular yang membungkusnya. Pergerakannya bebas, contohnya
sendi bahu dan panggul, siku dan lutut, sendi pada tulang-tulang jari tangan
dan kaki, pergelangan tangan dan kaki.
Klasifikasi persendian menurut
fungsinya terbagi menjadi :
1. Sendi sinartosis (sendi mati)
Sendi
ini dibungkus dengan jaringan ikat fibrosa atau kartilago.
Sendi
jenis ini antara lain adalah :
a. Sutura, yaitu sendi yang dihubungkan
dengan jaringan ikat fibrosa rapat
yang hanya ditemukan pada tulang tengkorak. Contoh : sutura sagital dan parietal.
b. Sinkondrosis, yaitu sendi yang
tulang-tulangnya dihubungkan dengan kartilago
hialin. Contoh : lempeng epifisis sementara antara epifisis dan diafisis pada tulang panjang
anak.
2. Sendi amfiartosis (sendi dengan
pergerakan terbatas)
Sendi
ini memungkinkan gerakan terbatas sebagai respon terhadap torsi dan kompresi.
Sendi jenis ini antara lain adalah :
a. Simfisis, adalah sendi yang kedua
tulangnya dihubungkan dengan diskus
kartilago, yang menjadi bantalan sendi dan memungkinkan terjadinya sedikit gerakan. Contoh :
simpisis pubis.
b. Sindesmosis, terbentuk saat
tulang-tulang yang berdekatan dihubungkan
dengan serat-serat jaringan ikat kolagen. Contoh
: ditemukan pada tulang yang bersisihan eperti radius dan ulna, serta tibia
dan fibula.
c. Gomposis, adalah sendi dimana tulang
berbentuk kerucut masuk dengan
pas dalan kantong tulang, seperti pada gigi yang tertanam pada tulang rahang.
3. Sendi diartosis (sendi dengan
pergerakan bebas) disebut juga sendi sinovial. Sendi
ini memiliki rongga sendi yang berisi cairan sinovial.
Klasifikasi
persendian sinovial terdiri dari :
a. Sendi sferoidal, yang terdiri dari
sebuah tulang yang masuk kedalam rongga berbentuk cangkir pada tulang kain. Contoh
: sendi panggul dan bahu.
b. Sendi engsel, terdiri dari sebuah tulang
yang masuk dengan pas pada permukaan
konkaf tulang kedua, sehingga memungkinkan gerakan kesatu arah. Contoh
: sendi lutut dan siku.
c. Sendi kisar, yaitu tulang bentuk kerucut
yang masuk pas cekungan tulang
kedua dan dapat berputar kesemua arah. Contoh
: tulang atlas, persendian bagian kepala.
d. Sendi kondiloid, merupakan sendi
biaksial, yang memungkinkan gerakan
kedua arah disudut kanan setiap tulang. Contoh
: sendi antara tulang radius dan tulang karpal.
e. Sendi pelana, permukaan tulang yang
berartikulasi berbentuk konkaf pada
sisi lain, sehingga tulang akan masuk dengan pas seperti dua pelana yang saling
menyatu. Satu-satunya sendi pelana sejati yang ada dalam tubuh adalah persendian antara tulang karpal
dan metakarpal pada ibu
jari.
f. Sendi
peluru, adalah salah satu sendi yang permukaan kedua tulang berartikulasi
berbentuk datar, sehingga memungkinkan gerakan meluncur
antara satu tulang dengan tulang yang lainnya. Persendian semacam ini disebut sendi
nonaksia.
Misalnya : persendian intervertebrata, dan persendian
antara tulang-tulang
karpal dan tulang-tulang tarsal.
Pergerakan sendi
Pergerakan sendi merupakan hasil kerja otot rangka yang melekat pada tulang
yang membentuk artikulasi dengan cara memberikan tenaga. Tulang hanya berfungsi
sebagai pengungkit dan sendi sebagai penumpu.
Beberapa pergerakan sendi antara
lain adalah :
1. Fleksi, adalah gerakan memperkecil
sudut antara dua tulang.
Contoh
: saat menekuk siku, menekuk lutut atau menekuk torso kearah samping.
a. Dorsofleksi, adalah gerakan menekuk
telapak kaki dipergelangan kearah
depan (meninggalkan daerah dorsal kaki).
b. Plantar fleksi, adalah gerakan
meluruskan telapak kaki pada pergelangan
kaki
2. Ekstensi, adalah gerakan yang
memperbesar sudut antara dua tulang.
3. Abduksi, adalah gerakan bagian
tubuh menjauhi garis tengah tubuh, seperti
gerakan abduksi jari tangan dan jari kaki.
4. Aduksi, adalah gerakan bagian tubuh
saat kembali keaksis utama tubuh
(kebalikan dari gerakan abduksi).
5. Rotasi, adalah gerakan tulang yang
berputar disekitar aksis pusat tulang
itu sendiri tanpa mengalami dislokasi lateral, seperti saat menggelengkan kepala
untuk menyatakan tidak.
a. Pronasi, adalah rotasi medial lengan
bawah dalam posisi anatomis, yang
mengakibatkan telapak tangan menghadap kebelakang.
b. Supinasi, yaitu rotasi lateral lengan
bawah, yang mengakibatkan telapak
tangan menghadap kedepan.
c. Sirkumduksi, adalah kombinasi dari
semua gerakan angular dan berputar
untuk membuat suatu ruang berbetuk kerucut, seperti saat mengayunkan lengan
berbentuk putaran.
7. Inversi, adalah gerakan sendi
pergelangan kaki yang memungkinkan telapak
kaki menghadap kedalam atau kearah medial.
8. Eversi, adalah gerakan sendi
pergelangan kaki yang memungkinkan telapak
kaki menghadap kearah luar.
9. Protaksi, adalah memajukan bagian
tubuh, seperti saat menonjolkan rahang
bawah kedepan atau memfleksi girdel pektoral untuk membusungkan dada.
10. Retraksi, adalah gerakan menarik
bagian tubuh kearah belakang, seperti
saat meretraksi mandibula.
11. Elevasi, adalah pergerakan struktur
kearah superior, seperti saat mengatupkan
mulut.
12. Depresi, adalah menggerakan suatu
struktur kearah inferior, seperti saat
membuka mulut.
Sebagian
besar sendi kita adalah sendi sinovial. Permukaan tulang yang bersendi
diselubungi oleh tulang rawan yang lunak dan licin. Keseluruhan daerah sendi
dikelilingi sejenis kantong, terbentuk dari jaringan berserat yang disebut
kapsul. Jaringan ini dilapisi membran sinovial yang menghasilkan cairan
sinovial untuk meminyaki sendi. Bagian luar kapsul diperkuat oleh ligamen
berserat yang melekat pada tulang, menahannya kuat-kuat di tempatnya dan
membatasi gerakan yang dapat dilakukan.
Rawan
sendi yang melapisi ujung-ujung tulang mempunyai fungsi ganda yaitu untuk
melindungi ujung tulang agar tidak aus dan memungkinkan pergerakan sendi
menjadi mulus/licin, serta sebagai penahan beban dan peredam benturan. Agar
rawan berfungsi baik, maka diperlukan matriks rawan yang baik pula.
Matriks
terdiri atas dua tipe makromolekul, yaitu proteoglikan meliputi 10% berat
kering rawan sendi, mengandung 70-80% air. Hal inilah yang menyebabkan tahan
terhadap tekanan dan memungkinkan rawan sendi elastis
Kolagen
yaitu komponen ini meliputi 50% berat kering rawan sendi, sangat tahan terhadap
tarikan. Makin ke arah ujung rawan sendi makin tebal, sehingga rawan sendi yang
tebal kolagennya akan tahan terhadap tarikan. Di samping itu matriks juga
mengandung mineral, air, dan zat organik lain seperti enzim.
Bagian-bagian Sendi :
SENDI-SENDI KEPALA
Sendi
temporomandibular, antara tulang temporal dan kepala mandibula, adalah satu-satunya
sendi kepala yang bisa bergerak dan uniknya gerakan bisa terjadi pada tiga
bidang : ke atas dan ke bawah, ke depan dn ke belakang, dan dari sisi ke sisi.
Fontanela anterior merupakan fontanela terbesar dan terletak pada pertemuan dua
tulang parietal dengan tulang frontal. Fontanela ini berbentuk permata dan
tidak menutup sempurna sampai usia 15-18 bulan.
Fontanela posterior terdapat pada pertemuan tulang parietal dengan tulang
oksipital. Fontanela ini berbentuk segitiga dan menutup beberapa saat setelah
bayi lahir.
SENDI BATANG TUBUH
Terdapat
sejumlah sendi di antara semua vertebra dari servikal kedua sampai sakrum.
Sendi kartilaginosa terdapat di antara badan vertebra, dan sendi sinovial, di
antara lengkung vertebra. Karena jumlah sendi sangat banyak, kolumna spinalis
secara keseluruhan mempunyai gerakan yang cukup bermakna. Ligamen longitudinal
anterior dan posterior membentang dari ujung atas kolumna spinalis sampai
sakrum dan berfungsi memperkuat kolumna. Ligamen-ligamen yang lain terletak di
antara lengkung vertebra.
Di antara tulang iga dan vertebra terdapat sendi kostovertebral yang
memungkinkan gerakan meluncur. Pada sendi sternokostal juga terjadi gerakan
yang sama.
SENDI EKSTREMITAS ATAS
Sendi
sternoklavikular, dibentuk oleh ujung sternal klavikula, manubrium sterni, dan
tulang rawan iga pertama. Sendi ini memungkinkan gerakan meluncur pada
klavikula.
Sendi akromioklavikular, terletak di antara ujung akromial klavikula dan
akromion skapula dan biasanya berhubungan dengan gerakan bahu.
Sendi bahu, adalah sendi bola dan mangkuk dan merupakan sendi yang paling bebas
gerakannya pada tubuh manusia. Sendi ini dibentuk oleh kepala humerus yang
masuk ke dalam mangkuk glenoid yang kecil dan dangkal. Permukaan sendi ini
dilapisi tulang rawan dan mangkuk glenoid diperbesar dan diperdalam oleh suatu
batas fibrokartilago (labrum glenoid) yang melingkari mangkuk tersebut.
Sendi siku, adalah kombinasi sendi pelana dan sendi pivot. Terdapat
ligamen-ligamen yang kuat di antara ketiga tulang tersebut dan sebuah ligamen
sirkular (ligamen anular) yang mempertahankan kepala radius pada ceruk radial
ulna. Ujung bawah radius juga membentuk sendi pivot dengan ulna.
Sendi pergelangan tangan, dibentuk oleh ujung bawah radius dengan tulang-tulang
skafoid, lunatum, dan triquetrum. Bersama dengan sendi-sendi si antara tulang
karpalia, dapat dilakukan gerakan fleksi, ekstensi, aduksi (deviasi ulna),
abduksi (deviasi radius), dan sirkumduksi.
Sendi-sendi metakarpofalangeus, juga dapat melakukan semua gerakan seperti
sendi pergelangan tangan, tetapi sendi-sendi interfalangeus merupakan sendi
pelana dan hanya memberi gerakan fleksi dan ekstensi.
SENDI EKSKREMITAS BAWAH
Sendi sakroiliaka, merupakan sendi sinovial yang memungkinkan sedikit gerakan
rotasi ketika batang tubuh melakukan fleksi dan ekstensi.
Simfisis pubis, merupakan sendi tulang rawan yang sangat sedikit gerakannya.
Namun, selama masa hamil, sendi dan ligamen panggul mengendur untuk
memungkinkan gerakan yang sedikit lebih besar.
Sendi pinggul (pangkal paha), merupakan sendi bola dan mangkuk yang dibentuk
oleh kepala femur yang masuk ke dalam asetabulum yang berbentuk mangkuk.
Permukaan sendi ini dilapisi tulang rawan sendi dan asetabulum (seperti halnya
mangkuk glenoid) diperdalam oleh suatu batas fibrokartilago yang disebut labrum
asetabular. Ligamen kepala femur melekat pada celah kecil kasar (fovea) dekat
pusat kepala femur dan membentang ke asetabulum. Sendi ini memiliki kapsul
fibrosa yang kuat dan banyak ligamen, yang salah satunya ligamen iliofemoral,
terletak di depan sendi dan mencegah ekstensi sendi pinggul melebihi garis
lurus terhadap batang tubuh.
Sendi lutut, merupakan sendi terbesar pada tubuh manusia. Sendi ini merupakan
sendi gabungan: sebuah sendi kondilar yang terjadi antara kondilus femur dan
tibia dan sebuah sendi plana antara patela dan femur. Sendi ini mempunyai
sebuah kapsul fibrosa di bagian depan struktur yang dimasuki patela dan yang
dilapisi membran sinovial.
Sendi
tibiofibular atas, merupakan sendi plana sinovial yang memungkinkan sedikit
gerakan meluncur sedangkan pada ujung bawah kedua tulang tersebut terdapat
sedikit terdapat sedikit rotasi fibula ketika sendi pergelangan kaki bergerak.
Sendi
pergelangan kaki, merupakan sendi pelana yang dibentuk oleh tibia, fibula, dan
talus. Gerakan sendi ini adalah fleksi dan ekstensi yang biasanya disebut
dorsifleksi (mengangkat kaki) dan fleksi plantar (mengangkat tumit).
Sendi-sendi
antara tulang tarsalia dan antara tarsus dan metatarsus, merupakan sendi luncur
dan gerakannya terbatas. Sendi metatarsofalangeal dan interfalangeal
memungkinkan gerakan yang mirip dengan sendi-sendi pada tangan.
B.
Struktur Dan Fungsi Jaringan Tulang Rawan
(Kartilago)
Struktur dan Fungsi
Jaringan Tulang Rawan – Jaringan tulang rawan disebut pula kartilago yang
terbagi menjadi 3 jenis, yakni kartilago hialin, kartilago elastic, dan
kartilago fibroblast. Tulang rawan hialin memiliki berwarna putih kebiruan dan
transparan. Di dalam matriksnya terdapat serat elastic. Cermati Gambar 1.
Jaringan ini banyak ditemukan dalam tubuh. Ketika masih embrio, tulang ini
berfungsi sebagai rangka sementara. Sementara pada orang dewasa, tulang rawan
hialin terdapat pada persendian, ujung tulang rusuk, dan saluran pernafasan. Di
dalam tulang rawan elastis terdapat serat elastic berwarna kuning. Perhatian
Gambar 2. Selain itu, di dalamnya juga terdapat perikondrium. Serat elastis ini
berfungsi memberi kelenturan dan menyokong jaringan tulang rawan. Tulang rawan
ini terdapat pada embrio, laring, telinga luar, dan epiglottis. Pada tulang
rawan fibroblas terdapat matriks yang tersusun atas kolagen dengan warna gelap
dan keruh. Simaklah Gambar3. Secara struktural, jaringan ini merupakan jaringan
tulang rawan yang terkuat. Biasanya terdapat pada hubungan antar tulang
belakang dan tendon. Fungsi adalah sebagai pelindung dan penyokong jaringan.
Gambar 1 : Jaringan tulang rawan hialin
Gambar 2 : Jaringan tulang rawan fibrosa
Gambar 3 : Jaringan tulang rawan elastis
Tulang
rawan adalah bentuk jaringan ikat khusus terdiri atas sel-sel, disebut
kondrosit, terbesar berjaauhan dalam matriks ekstrasel mirip-jel padat.
Jaringan ini tidak diterobos saraf atau pembuluh darah. Sel-selnya, terisolasi
dalam rongga kecil atau lacuna, mendapat makanan secara difusi melalui fase air
dari matriks dari kapilar dalam jaringan sekitar tulang rawan. Sifat
viskoelastis dari matriks ekstrasel member tulang rawan kekuatan dan kekenyalan
luar biasa. Ia sanggup bertumbuh cepat dan tetap mempertahankan kekuatannya,
suatu sifat yang merupakan materi sangat cocok untuk embrio yang berkembang.
Sebagian besar kerangka aksial dan apendikular pada awalnya dibentuk dari
tulang rawan dan kemudian diganti oleh tulang.
Tulang
rawan agak terbatas keberadaannya dalam kehidupan pasca-lahir, namun tetap
berperan penting dalam pertumbuhan memanjang tulang panjang ekstremitas. Bila
tinggi dewasa telah tercapai, model tulang rawan dari tulang telah seluruhnya
diganti oleh jaringan tulang kecuali lapisan yang bertahan seumur hidup pada
permukaan sambungan dengan tulang lain.
Dapat
dibedakan tiga jenis tulang rawan, hialin, elastic, dan fibrokartilago,
berdasarkan jumblah matriks ekstrasel dan jumlah relatife serat kolagen dan
elastin dalam matriks. Tulang rawan hialin adalah bentukl yang paling banyak
dijumpai, dan yang lain dapat dianggap sebagai varian dari struktur dasarnya.
A.
Tulang Rawan Hialin
Struktur Dan
Fungsi Kartilago Hialin
Struktur
dan Fungsi Kartilago – Kartilago hialin mengandung serabut kolagen yang halus,
bewarna putih kebirubiruan, dan tembus cahaya. Kartilago hialin terdapat pada
ujung tulang keras, cakram epifisis, persendian, dan saluran pernapasan (dari
hidung sampai dengan bronkus). Kartilago hialin berfungsi untuk member
kekuatan, menyokong rangka embrionik, menyokong bagian tertentu rangka dewasa,
dan membantu pergerakan persendian. Anda dapat mengamati penampang kartilago
hialin pada Gambar 1.
Gambar
1. Penampang kartilago hialin
Pada
orang dewasa, tulang rawan hialin ditemukan dicincin trakea, hidung dan laring,
permukaan sendi dan ujung ventral iga yang menghubungkannya pada sternum. Ia
merupakan jarinagn semi-translusen dengan warna kelabu-kebiruan. Struktur
mikroskopiknya paling mudah dimengerti dengan mempelajari perkembangannya dalam
embrio.
Kartilago hyalin segar berwarna
putih kebiruan dan translusen. Pada embrio berfungsi sebagai kerangka sementara
hingga secara berangsur-ahgsur hilang diganti dengan tulang. Sedangkan pada
mamalia dewasa , kartilago hyalin terdapat di permukaan sendi pada sendi yang
dapat bergerak, dinding jalan nafas yang lebih besar
(hidung,laring,trakea,bronki), dan ujung ventral iga, tempat berartikulasi
dengan sternum, dan pada lempeng epifise.
Matriks
Komponen penting dari matriks kartilago adalah kondronektin,sebuah makromolekul
yang membantu perlekatan kondrosit pada kolagen matriks. Matriks kartilago yang
tepat ,mengelilingi setiap kondrosit banyak mengandung glikosaminoglikan dan
sedikit kolagen.
Perikondrium
Kecuali pada kartilago sendi,semua kartilago hyalin ditutupi oleh selapis
jaringan ikat padat,perikondrium, yang esensial bagi pertumbuhan dan
pemeliharaan tulang rawan.
Terdiri dari dua lapisan : lapisan
fibrosa dan lapisan khondrogenik
Kondrocyt
Pada tepian kartilago hyalin, kondrosit muda berbentuk lonjong, dengan sumbu
panjang paralel dengan permukaan. Lebih ke dalam bentuknya bulat, dan dapat
berkelompok hingga 8 sel, kesemuanya adalah hasil dari pembelahan mitosis dari
kondrosit. Kelompok demikian disebut dengan kelompok isogen.
Struktur paling luar dari kartilago
Hyalin bagian atas sama dengan dari bawah masing-masing terdapat selaput
perikondrium yang kaya fibroblas. Agak ke tengah terdapat kondroblas atau sel
kartilago muda dalam kapsula kecil dengan sitoplasma penuh. Makin ke tengah
terdapat kondrosit atau sel rawan dewasa dalam berkelompok seperti bagian
paling tengah, kondrosit tampak membentuk kelompok dua-dua empat-empat, dan
disebut kelompok isogen. Tiap kelompok isogen dikelilingi matriks teritorial
dan menampakkan kondrosit dengan sitoplasma tereduksi, sehingga tampak ruang
antara sitoplasma dengan kapsula yang disebut lakuna. Antara dua kelompok
isogen dipisahkan oleh matriks interteritorial.
B.
Tulang Rawan Elastis
Struktur dan Fungsi Kartilago
Elastis
Struktur dan Fungsi Kartilago Elastis - Kartilago elastis
mengandung serabut elastis dan serabut kolagen. Matriksnya
berwarna keruh kekuning-kuningan. Kartilago ini lebih elastis dari
kartilago yang lain sehingga mudah pulih posisinya. Kartilago ini terdapat
di epiglotis, daun telinga, dan bronkiolus. Kartilago elastis berfungsi untuk memberi fleksibilitas
dan sebagai penyokong. Anda dapat mengamati penampang kartilago
elastis pada Gambar 1.
Gambar
1. Penampang kartilago elastis
Tulang
rawan elastis ditemukan pada telinga luar, dinding liang telinga dan liang
eustachii, epiglotis dan tulang rawan kornikulata dan kuneifrom dari laring. Ia
berbeda dari tulang rawan hialin karena lebih keruh, warna kuning, dan lebih
fleksibel.
Kondrositnya
serupa dengan yang ditulang rawan hialin dan menempati lakuna tersebar
satu-satu atau dalam kelompok isogen dua-dua atau empat. Matriksnya kurang
banyak dan sebagian substansinya terdiri atas serat elastin yang banyak
bercabang. Pada sediaan yang dipulas terhadap elastin, serat-serat itu begitu
rapatnya hingga menutupi komponen proteoglikan amorf dari matriks. Di tepian,
anyaman elastinnya lebih longgar dan seratnya tampak berlajut ke dalam
perikondrium.
Tulang
rawan elastis tidak berkembang dari pusat kondifikasi yang sangat seluler namun
didaerah jaringan ikat primitive yang mengandung sel mesenkim dan berkas serat
yang tidak dimiliki cirri kolagen maupun elastin. Serat biasa ini kemudian
memperoleh ciri pemulasan elastin dan sel-sel mesenkim menyusutkan
cabang-cabangnya dan berkembang menjadi kondrosit, mensekresi matriks
disekitarnya dan sekitar serat. Pemadatan jaringan ikat sekitar tepian
membentuk perikondrium.
Meskipun
matriksnya kurang banyak disbanding tulang rawan hialin, ia sama pentingnya
bagi sifat mekanik jaringan. Hal ini secara dramatis diperlihatkan dalam
percobaansederhana berikut. Bila papain mentah disuntikan secara intravena
kedalam kelinci muda, proteoglikan matriks mengalami degradasi sebagian dan
telinganya jatuh. Tetapi kondrosit dengan cepat berespons dengan mensekresi
komponen matriks baru dan telinganya sebagian besar pulih kembali dalam 48 jam.
C.
Fibrokartilago
Struktur dan Fungsi Kartilago
Fibrosa
Struktur dan Fungsi Kartilago Fibrosa - Kartilago fibrosa
mengandung serabut kolagen yang padat dan kasar sehingga matriksnya
berwarna gelap dan keruh. Kartilago fibrosa terdapat pada ruas-ruas
tulangbbelakang, simfisis pubis, dan persendian. Kartilago fibrosa berfungsi untuk menyokong dan melindungi
bagian di dalamnya. Anda dapat mengamati penampang kartilago fibrosa
pada Gambar 1.
Gambar 1. Penampang kartilago
fibrosa
|
Fibrokartilago
sangat mirip jaringan ikat padat teratur dan keduanya sering menyatu tanpa
batas tegas diantaranya. Jadi fibrokartilago ditemukan pada tempat insersi
ligamen dan tendo pada tulang. Sebagai gantinya fibroblas fusifrom, kondrosit
dikelilingi sedikit matriks tulang rawan tersusun berbaris diantara berkas
perarel serat kolagen tope-I. Biasanya tidak terdapat perikondrium. Sel-selnya
terdapat dalam lakuna dengan simpai sangat tipis yang mungkin basofilik namun
jaringan keseluruhannya biasanya asidofilik karena banyaknya kolagen. Materi
amorf yang sedikit itu kaya akan kondroitin sulfat dan dermatan sulfat.
Sebagian besar fibrokartilago dalam tubuh ditemukan dalam diskus
intervertebralis yang merupakan seperlima panjang tulang belakang. Vertebra memiliki
lapis tipis tulang rawan hialin pada permukaaan superior dan inferiornya. Di
antara lapis tulang rawan vertebra berturutan terdapat diskus intervertebralis
dengan materi glatinosa lunak dipusatnya, yaitu nukleus pulposus, dibatasi
tepiannya oleh cincin fibrokartilago kuat, disebut anulus fibrisus. Nukleus
pulposus adalah derivate dari notochord ambrio. Ia terdiri aats sedikit sel
tersebar jarang dalam matriks lunak kaya asam hialuronat. Sel-sel ini mengurang
dengan bertambahnya usia dan setelah usia 20, tak ada lagi. Anulus fibrosus
terdiri atas banyak lamel konsentris serat kolagen tipe-I yang berjalan serong
diantara vertebra, berakhir pada tulang rawan hialin vertebra yang
dihubunginya. Berkas serat dalam lamel berseblahan terorientasi tegak lurus, menghasilkan
susunan yang member fibrokartilago kemampuan besar menahan kekuatan yang hendak
menggeser vertebra satu terhadap lainnya. Nukleus pulposus, terkurung diantara
vertebra dan ditahan oleh anulus fibrosus di tepiannya, membantali kekuatan
kompresif sepanjang sumbu tulang belakang.
Anulus
fibrosus dapat robek, paling sering di daerah lumbal. Bila herniasinya
posterior, penonjolan nukleus pulposus dapat menekan saraf spinal disertai
nyeri hebat dan gangguan neurologis di daerah yang disarafinya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistim
muskuloskeletal pada manusia terdiri dari tulang, otot dan persendian (dibantu
oleh tendon, ligamen dan tulang rawan). Sistem ini memungkinkan Anda untuk
duduk, berdiri, berjalan atau melakukan kegiatan lainnya dalam kehidupan
sehari-hari. Selain sebagai penunjang dan pembentuk tubuh, tulang juga
berfungsi sebagai pelindung organ dalam. Tempat pertemuan 2 tulang adalah
persendian, yang berperan dalam mempertahankan kelenturan kerangka tubuh. Tanpa
persendian, Anda tidak mungkin bisa melakukan berbagai gerakan. Sedangkan yang
berfungsi menarik tulang pada saat Anda bergerak adalah otot, yang merupakan
jaringan elastik yang kuat.
Sel kartilago terdiri dari kondrosit
dan kondroblasl. Serat dan substansi dasar membentuk substansi interselular
atau matriks. Matriks merupakan suatu wujud kaku bahkan keras, yang substansi
dasarnya terdiri atas proteoglikans yang mengandung kondroitin sulfat untuk
kartilago.
Kartilago dicirikan oleh suatu matriks ekstraseluler yang kaya akan glikosaminoglikan dan proteoglikan. Merupakan jaringan ikat khusus dimana matriks ekstraselnya berkonsistensi padat, sehingga kartilago ini memiliki daya kenyal yang memungkinkan jaringan ini menahan stres mekanik tanpa mengalami distorsi. Fungsi kartilago yang lain ialah menunjang jaringan lunak. Karena permukaannya licin dan berdaya kenyal, maka kartilago merupakan daerah peredam guncangan dan permukaan gesekan bagi sendi.
DAFTAR PUSTAKA
·
Rochmah,
S. N., Sri Widayati, M. Miah. 2009. Biologi : SMA dan MA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 246
Judul
: Struktur dan Fungsi Jaringan Tulang Rawan
·
Purnomo,
Sudjiono, T. Joko, dan S. Hadisusanto. 2009. Biologi Kelas XI untuk SMA dan
MA. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 386.
·
Setiadi,
(2004) “Fisiologi Manusia Untuk Perawat” Surabaya: Akper Hang Tuah
·
Sloana, Ethel, . (2004) Anatomi dan
Fisiologi. Jakarta :EGC
·
Evelyn C. Pearce. 1979. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Penerbit PT. Gramedia,
Jakarta
·
Syaifudin,.(2006). Anatomi Fisiologi
Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: EGC